Syirik asghar terbagi dalam dua bagian, yaitu:
A. Syirik ashgar zhahir (nyata): syirik ini berbentuk perbuatan dan perka-taan, seperti:
1) Bersumpah dengan selain nama Allah –Subhānahu wa Ta’ālā–, seperti mengatakan “demi nabi, demi hidupmu” dan sebagainya. Perbuatan ini termasuk syirik ashgar, selama pelakunya tidak bermaksud menyamakan Allah –Subhānahu wa Ta’ālā– dengan makhluk-Nya. Apabila dalam hatinya dia meyakini bahwa Allah –Subhānahu wa Ta’ālā– sama dengan makhluk-Nya, maka bersumpah dengan nama makhluk adalah syirik akbar.
Rasulullah –Shallallahu ‘alayhi wa Sallama– bersabda:
2) Perkataan “kalau bukan karena Allah dan karena si fulan”.
Rasulullah –Shallallahu ‘alayhi wa Sallama– bersabda:
“Janganlah kalian mengatakan: Atas kehendak Allah dan kehendak si fulan, akan tetapi katakanlah: atas kehendak Allah, kemudian atas ke-hendak si fulan.” (HR. Abu Dawud No. 4328 dan Ahmad No. 22179)
3) Memakai gelang dan yang sejenisnya, baik dari logam, benang atau selainnya, untuk menolak kecelakaan atau mendapatkan kebaikan. Perbuatan ini dikategorikan dalam hadits sebagai suatu kesyirikan. Amal seperti ini masuk kategori syirik ashgar, akan tetapi ketika dikerjakan sebagai suatu sebab untuk mendapatkan kebaikan dari kesanggupan benda itu sendiri, selain dari Allah –Subhānahu wa Ta’ālā–, maka perbuatan itu adalah syirik akbar.
Rasulullah –Shallallahu ‘alayhi wa Sallama– bersabda:
“Barangsiapa menggantungkan tamimah semoga Alloh tidak menga-bulkan keinginannya. Dan barangsiapa menggantungkan wada’ah, semoga Allah tidak mengabulkan keinginannya. Dan barangsiapa meng-gantungkan wada’ah, semoga Allah tidak memberi ketenangan pada-nya.” (HR. Ahmad No. 16764)
B. Syirik ashgar khafi (tersembunyi): di antaranya riya’ yang ringan. Yaitu pengindahan suatu amal shaleh yang pada asalnya dikerjakan untuk Allah –Subhānahu wa Ta’ālā–, namun kemudian ditujukan untuk men-dapatkan pujian dari orang lain. Maka gugurlah amal tersebut.
Rasulullah –Shallallahu ‘alayhi wa Sallama– bersabda:
“Maukah kalian aku beritahu tentang sesuatu yang menurutku lebih aku khawatirkan terhadap kalian dari pada al-Masih ad-Dajjal? Para shahabat menjawab: Tentu ya Rasulullah. Beliau pun bersabda: Syirik tersembunyi, yaitu ketika seseorang berdiri melakukan shalat, dia perindah shalatnya karena mengetahui ada orang lain yang memperhatikannya.” (HR. Ibnu Majah No. 4198 dan Ahmad No. 10822)
A. Syirik ashgar zhahir (nyata): syirik ini berbentuk perbuatan dan perka-taan, seperti:
1) Bersumpah dengan selain nama Allah –Subhānahu wa Ta’ālā–, seperti mengatakan “demi nabi, demi hidupmu” dan sebagainya. Perbuatan ini termasuk syirik ashgar, selama pelakunya tidak bermaksud menyamakan Allah –Subhānahu wa Ta’ālā– dengan makhluk-Nya. Apabila dalam hatinya dia meyakini bahwa Allah –Subhānahu wa Ta’ālā– sama dengan makhluk-Nya, maka bersumpah dengan nama makhluk adalah syirik akbar.
Rasulullah –Shallallahu ‘alayhi wa Sallama– bersabda:
(( مَنْ حَلَفَ بِغَيْرِ اللَّهِ فَقَدْ كَفَرَ أَوْ أَشْرَكَ ))
“Barangsiapa yang bersumpah dengan selain Allah, maka dia telah berbuat syirik.” (HR. Ahmad No. 2/69 dan Abu Dawud No. 3251)2) Perkataan “kalau bukan karena Allah dan karena si fulan”.
Rasulullah –Shallallahu ‘alayhi wa Sallama– bersabda:
(( لاَ تَقُولُوا مَا شَاءَ اللَّهُ وَشَاءَ فُلَانٌ وَلَكِنْ قُولُوا مَا شَاءَ اللَّهُ ثُمَّ شَاءَ فُلاَنٌ ))
“Janganlah kalian mengatakan: Atas kehendak Allah dan kehendak si fulan, akan tetapi katakanlah: atas kehendak Allah, kemudian atas ke-hendak si fulan.” (HR. Abu Dawud No. 4328 dan Ahmad No. 22179)
3) Memakai gelang dan yang sejenisnya, baik dari logam, benang atau selainnya, untuk menolak kecelakaan atau mendapatkan kebaikan. Perbuatan ini dikategorikan dalam hadits sebagai suatu kesyirikan. Amal seperti ini masuk kategori syirik ashgar, akan tetapi ketika dikerjakan sebagai suatu sebab untuk mendapatkan kebaikan dari kesanggupan benda itu sendiri, selain dari Allah –Subhānahu wa Ta’ālā–, maka perbuatan itu adalah syirik akbar.
Rasulullah –Shallallahu ‘alayhi wa Sallama– bersabda:
(( مَنْ تَعَلَّقَ تَمِيمَةً فَلاَ أَتَمَّ اللَّهُ لَهُ وَمَنْ تَعَلَّقَ وَدَعَةً فَلاَ وَدَعَ اللَّهُ لَهُ ))
“Barangsiapa menggantungkan tamimah semoga Alloh tidak menga-bulkan keinginannya. Dan barangsiapa menggantungkan wada’ah, semoga Allah tidak mengabulkan keinginannya. Dan barangsiapa meng-gantungkan wada’ah, semoga Allah tidak memberi ketenangan pada-nya.” (HR. Ahmad No. 16764)
B. Syirik ashgar khafi (tersembunyi): di antaranya riya’ yang ringan. Yaitu pengindahan suatu amal shaleh yang pada asalnya dikerjakan untuk Allah –Subhānahu wa Ta’ālā–, namun kemudian ditujukan untuk men-dapatkan pujian dari orang lain. Maka gugurlah amal tersebut.
Rasulullah –Shallallahu ‘alayhi wa Sallama– bersabda:
أَلاَ
أُخْبِرُكُمْ بِمَا هُوَ أَخْوَفُ عَلَيْكُمْ مِنْ الْمَسِيحِ عِنْدِي،
قَالَ: قُلْنَا بَلَى، قَالَ: الشِّرْكُ الْخَفِيُّ أَنْ يَقُومَ الرَّجُلُ
يَعْمَلُ لِمَكَانِ رَجُلٍ
“Maukah kalian aku beritahu tentang sesuatu yang menurutku lebih aku khawatirkan terhadap kalian dari pada al-Masih ad-Dajjal? Para shahabat menjawab: Tentu ya Rasulullah. Beliau pun bersabda: Syirik tersembunyi, yaitu ketika seseorang berdiri melakukan shalat, dia perindah shalatnya karena mengetahui ada orang lain yang memperhatikannya.” (HR. Ibnu Majah No. 4198 dan Ahmad No. 10822)
0 comments:
Post a Comment