Home » » Kotoran Ular, Racun Alami hama tikus

Kotoran Ular, Racun Alami hama tikus

Written By Unknown on Thursday, October 10, 2013 | 1:13 PM

tai
Kotoran Ular


Bagi segelintir orang, jika mendengar ular hal pertama yang terbersit di benaknya adalah hewan berbisa menakutkan. Tak heran, begitu melihat hewan nocturnal ini, banyak yang sontak menghindar. Namun, itu tak berlaku bagi pengelola Hetts Bio Lestari, yang justru melihat besarnya potensi hewan melata tersebut. Mengusung konsep ramah lingkungan, Hetts Bio Lestari mengembangkan teknologi racun tikus organik dari kotoran ular sejak tahun 2005.

“Inilah ide awal mendirikan Hetts Bio Lestari. Mulanya kita menangkarkan ular sawah sebanyak 33 ekor,” ungkap Manajer Marketing, Darwis H Harahap, didampingi Kepala Laboratorium, Utema Silan, akhir pekan lalu di lokasi penangkaran, Jalan Namo Pencawir No 174 Tuntungan.

Ia menjelaskan, protozoa bernama Saccrocytis Singaporensis yang hanya dihasilkan dalam perut ular dan dikeluarkan melalui kotoran hewan tersebut, berdasarkan hasil penelitian cukup panjang, ternyata ampuh membunuh tikus. Racun tikus organik itu kemudian diminati pasar mancanegara seperti Laos, Australia yang berkomitmen menggunakan produk organik. Permintaan tak hanya datang dari negara tersebut, tetapi juga dari negara yang sedang gencar mendengungkan program ramah lingkungan.

Lokasi penakaran seluas 7.000 meter persegi itu tak hanya dijadikan sebagai areal penangkaran dengan aktifitas perawatan dan konservasi, tetapi juga pembiakan. Sedikitnya 700 ekor ular sawah yang ditangkarkan untuk memproduksi racun tikus, masing-masing ular sawah batik, ular sawah gendang dan condro pyton. Seiring perkembangan Hetts Bio Lestari, pengelola memutuskan menangkarkan jenis ular lain untuk dikomersilkan. Ular jenis viper seperti wagleri, paschiatus, dipong, juga dikembangbiakan.

“Ular yang djual di sini memiliki tiga kriteria yakni unik, menarik dan menantang,” papar Darwis sembari menambahkan Hetts Bio Lestari juga telah mengantongi izin dari Departemen Kehutanan.
Namun, meski permintaan ular viper yang sangat diminati pasar mancanegara semisal Perancis, Swedia, Jerman dan Norwegia sebagai hewan peliharaan itu sangat baik, pemerintah hanya memberikan kuota 100 ekor per tahun. Di luar negari, harga jual hewan ini juga sangat tinggi, dan dibanderol dengan mata uang Euro.

Elianor Sembiring, salah satu pendiri Hetts Bio Lestari mengakui, kehadiran penangkaran ular satu-satunya di Sumut ini selain bisa memproduksi racun bagi tikus ramah lingkungan, juga sebagai bentuk konservasi dan diharapkan bisa sebagai lembaga studi ular. “Nantinya juga sebagai lokasi parawisata, khususnya agro,” ujar Direktur PT Sari Bumi Reksa ini.

Ia menilai, prospek bisnis penangkaran ular sangat menjanjikan, karena tingginya permintaan dan juga harganya. Kendati demikian, dukungan pemerintah dibutuhkan agar usaha di sektor ini berkembang pesat dan optimal.
Share this article :

0 comments:

Post a Comment

Bro Comment :

follower facebook

tweet

Polling:

Bagaimana Menurut Anda Blog ini?
Bagus0%
Lumayan0%
Kurang0%
Kurang sekali0%

ads

Isi Blog:

Powered By Blogger

Artikel:

People View

 
Support : http://belajarofficeizzat.blogspot.com | http://tutorbuatblogizzat.blogspot.com | http://aldebaranizzatd.blogspot.com/
Copyright © 2013. Serbaserbi - All Rights Reserved
Template added by Creating Website Publis Blog Mas Template
Proudly powered by Blogger