Bismillah…
Al Qur’an merupakan salah satu mu’jizat
yang turun kepada Muhammad SAW dan diwariskan kepada umatnya dan
keasliannya akan terus terjaga sepanjang zaman. Allah SWT berfirman :
“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan Sesungguhnya kami benar-benar memeliharanya.” (Al Hijr:9)
Qur’an memiliki banyak sekali kelebihan,
selain itu Qur’an juga sangat bermanfaat bagi manusia. Orang yang
sering membaca Qur’an akan sangat berbeda dengan orang yang jarang
bahkan tidak pernah sama sekali membacanya. Itu baru sebatas membaca.
Apalagi jika Qur’an tersebut dihafal, maka bi iznillah manfaatnya akan
selalu menyertai orang yang menghafalkannya.
Ada beberapa fase dalam menghafal al-Quran ini.
1. Fase pra hafalan (taaruf)
2. Fase hafalan (tahfidz)
3. Fase menjaga hafalan (murojaah)
1. Fase pra hafalan (taaruf)
2. Fase hafalan (tahfidz)
3. Fase menjaga hafalan (murojaah)
A. Fase Pra Hafalan
Hal pertama dalam fase pra hafalan, ada
baiknya kita mengenal dulu dengan kitab suci yang akan kita hafal ini.
Beberapa sifatnya antara lain:
1. Mudah dihafal. Allah sendiri berfirman dan diulang-ulang dalam surat al-Qomar, “Walaqad yassarna al-Qurana lidz-dzikri fahal min muddakir… (QS. Al-Qomar: 17)”. Selain dikuatkan dengan firman Allah, secara bahasa sendiri al-Quran sangat mudah dihafalkan. Terlebih di dalamnya, banyak ayat-ayatyang mirip, sehingga kita tidak perlu menguras otak lebih karena ada beberapa kalimat atau ayat yang sudah pernah kita hafalkan dulu.
2. Mudah pula terlupa. Dalam hal ini penulis sendiri kurang tau apakah riwayat ini adalah hadits atau apa, akan tetapi dulu Kyai penulis pernah bilang bahwa, “Menghafal Quran itu seperti mengikat unta. Bila longgar sedikit saja ikatannya, makaakan sangat mudah lepas.”
3. Al-Quran adalah kitab suci kita, barangsiapa dapat menghafalkannya maka akan mendapat banyak fadhilah, seperti: variasi bacaan dalam sholat, mengisi waktu luang ketika menuggu bus, di dalam bus dll.
4. Dengan menghafalkannya, terlebih bila memahami maknanya bisa membuat hati kita terbuka, menemukan kebenaran din ini, menemukan mukjizat-mukjizat di dalam al-Quran dsb. Intinya, insya Allah bisa menambah iman kita dan takwa kita..
1. Mudah dihafal. Allah sendiri berfirman dan diulang-ulang dalam surat al-Qomar, “Walaqad yassarna al-Qurana lidz-dzikri fahal min muddakir… (QS. Al-Qomar: 17)”. Selain dikuatkan dengan firman Allah, secara bahasa sendiri al-Quran sangat mudah dihafalkan. Terlebih di dalamnya, banyak ayat-ayatyang mirip, sehingga kita tidak perlu menguras otak lebih karena ada beberapa kalimat atau ayat yang sudah pernah kita hafalkan dulu.
2. Mudah pula terlupa. Dalam hal ini penulis sendiri kurang tau apakah riwayat ini adalah hadits atau apa, akan tetapi dulu Kyai penulis pernah bilang bahwa, “Menghafal Quran itu seperti mengikat unta. Bila longgar sedikit saja ikatannya, makaakan sangat mudah lepas.”
3. Al-Quran adalah kitab suci kita, barangsiapa dapat menghafalkannya maka akan mendapat banyak fadhilah, seperti: variasi bacaan dalam sholat, mengisi waktu luang ketika menuggu bus, di dalam bus dll.
4. Dengan menghafalkannya, terlebih bila memahami maknanya bisa membuat hati kita terbuka, menemukan kebenaran din ini, menemukan mukjizat-mukjizat di dalam al-Quran dsb. Intinya, insya Allah bisa menambah iman kita dan takwa kita..
Selanjutnya, setelah berkenalan dengan obyek yang ingin kita hafal, sekarang saatnya berpindah kepada subyeknya.
1. Temukan motivasi yang tepat atau
niatnya. Tentukan, apakah untuk ujian saja, atau untuk sesuatu hal yang
di atas itu. Penentuan motivasi ini sangat menentukan tingkat kualitas
hafalan dan kesungguhan kita dalam menghafal.
2. Berikan waktu khusus dalam keseharian kita.
3. Persiapkan diri dari banyaknya godaan yang melalaikan dan ketidak-disiplinan. Karena sebenernya, dari pengalaman penulis sendiri dan curhat temen-temen, kunci menghafal al-Quran adalah satu; ISTIQOMAH.
4. “Qalilun qarra khairun min katsirun farra..” lebih baik sedikit tapi kuat, daripada banyak hafalan tapi lemah. Artinya, menghafal al-Quran itu haruslah tadarruj, alias bertahap. Allah sendiri berfirman, “Wala ta’jal bil qurani min qabli an yuqdha ilaika wahyuhu, wa qul rabbi zidny ilman…” (QS. Toha: 114). Banyak sedikitnya menghafal, sangat tergantung pada kemampuan penghafal, ndak perlu dipaksa.
2. Berikan waktu khusus dalam keseharian kita.
3. Persiapkan diri dari banyaknya godaan yang melalaikan dan ketidak-disiplinan. Karena sebenernya, dari pengalaman penulis sendiri dan curhat temen-temen, kunci menghafal al-Quran adalah satu; ISTIQOMAH.
4. “Qalilun qarra khairun min katsirun farra..” lebih baik sedikit tapi kuat, daripada banyak hafalan tapi lemah. Artinya, menghafal al-Quran itu haruslah tadarruj, alias bertahap. Allah sendiri berfirman, “Wala ta’jal bil qurani min qabli an yuqdha ilaika wahyuhu, wa qul rabbi zidny ilman…” (QS. Toha: 114). Banyak sedikitnya menghafal, sangat tergantung pada kemampuan penghafal, ndak perlu dipaksa.
B. Fase Menghafal
Setelah bertaaruf, dan kenal-kenalan
sebelum memasuki dunia hafalan ini, kini saatnya kita melakukan proses
menghafal. Fase di atas tadi, cukup dipahami saja dan dijadikan
pengingat bila suatu saat kita merasa kesulitan dan pengen curhat .
Okeh, sekarang saatnya kita masuk dalam
persoalan teknis, yakni trik menghafal. Sebenernya, soal ini penulis
lebih suka menyerahkan kepada pembaca soal bagaimana menghafal. Karena,
dalam menghafal ini sangat bergantung pada kondisi /dzuruf si penghafal.
1. Membaca pelan dan mecoba memahami
maknanya (grambyang) dari apa yang ingin kita hafal di pagi hari, pada
malam hari sebelum tidur.
2. Lebih baik baik dilakukan setelah sholat subuh, mulai menghafal al-Quran secara tadarruj dimulai dari jumlatan fa jumlatan (kalimat per kalimat) bukan ayat per ayat! Setelah hafal (membaca tanpa melirik al-Qurannya) satu kalimat, baru berpindah ke kalimat yang lain.
3. Setelah hafal satu ayat, boleh berpindah ke ayat lain, dan temukan keserasian dalam dua ayat ini. Sangat sering terjadi, ayat al-Quran ini memiliki satu tema setiap separuh halaman.
4. Dianjurkan minimal menghafal satu halaman, atau lebih baik lagi dua halaman setiap harinya. Agar nanti yang tergambar di ingatan kita adalah seperti membuka al-Quran, satu di sisi kanan dan satu lagi di sisi kiri.
5. Lebih dan sangat dianjurkan untuk menyetorkan hafalan yang baru kita hafal, pada orang yang sudah hafal lebih dari kita. Bukan saja karena menjaga agar apa yang kita hafal ini sudah benar kata per katanya, akan tetapi juga sangat bermanfaat sebagai latihan dalam hafalan kita.
2. Lebih baik baik dilakukan setelah sholat subuh, mulai menghafal al-Quran secara tadarruj dimulai dari jumlatan fa jumlatan (kalimat per kalimat) bukan ayat per ayat! Setelah hafal (membaca tanpa melirik al-Qurannya) satu kalimat, baru berpindah ke kalimat yang lain.
3. Setelah hafal satu ayat, boleh berpindah ke ayat lain, dan temukan keserasian dalam dua ayat ini. Sangat sering terjadi, ayat al-Quran ini memiliki satu tema setiap separuh halaman.
4. Dianjurkan minimal menghafal satu halaman, atau lebih baik lagi dua halaman setiap harinya. Agar nanti yang tergambar di ingatan kita adalah seperti membuka al-Quran, satu di sisi kanan dan satu lagi di sisi kiri.
5. Lebih dan sangat dianjurkan untuk menyetorkan hafalan yang baru kita hafal, pada orang yang sudah hafal lebih dari kita. Bukan saja karena menjaga agar apa yang kita hafal ini sudah benar kata per katanya, akan tetapi juga sangat bermanfaat sebagai latihan dalam hafalan kita.
C. Fase Mengulang
Perlu diketahui dan diingat, fase murojaah ini adalah yang sangat-sangat penting dan paling penting di antara dua fase di atas.
Sama seperti menghafal, dalam murojaah pun ada yang namanya tadarruj. Yakni bertahap pula dalam melakukannya.
1. Murojaah sebelum membuat hafalan baru. Yang perlu kita ulang hafalannya sebelum membuat hafalan baru adalah hafalan seperempat juz (5 halaman) sebelum hafalan baru kita. Jadi, jangan menambah hafalan baru bila seperempat juz sebelumnya masih berantakan hafalannya.
2. Murojaah hafalan baru. Setelah paginya kita menghafal, maka berikan waktu khusus buat mengulang hafalan baru kita itu. Paling enak adalah ketika sholat dhuha. Semakin sering diulang dalam sholat, semakin baik.
1. Murojaah sebelum membuat hafalan baru. Yang perlu kita ulang hafalannya sebelum membuat hafalan baru adalah hafalan seperempat juz (5 halaman) sebelum hafalan baru kita. Jadi, jangan menambah hafalan baru bila seperempat juz sebelumnya masih berantakan hafalannya.
2. Murojaah hafalan baru. Setelah paginya kita menghafal, maka berikan waktu khusus buat mengulang hafalan baru kita itu. Paling enak adalah ketika sholat dhuha. Semakin sering diulang dalam sholat, semakin baik.
1. Murojaah per seperempat juz (5
halaman). Murojaah ini dilakukan setiap hari, dan berkelanjutan esok
harinya. Lebih baik disetorkan juga murojaah yang ini. Sifatnya seperti
hafalan baru, harus bener-bener mantap ketika disetorkan.
2. Murojaah per 1 juz. Sama seperti murojaah seperempat juz, murojaah ini juga lebih baik disetorkan. Akan tetapi gak menutup kemungkinan untuk dibaca sendiri.
3. Murojaah per 5 juz. Kalau bisa, hal ini disetorkan juga. Akan tetapi, kecuali di pondok tahfidz, mungkin agak jarang yang mau nerima setoran 5 juz.
2. Murojaah per 1 juz. Sama seperti murojaah seperempat juz, murojaah ini juga lebih baik disetorkan. Akan tetapi gak menutup kemungkinan untuk dibaca sendiri.
3. Murojaah per 5 juz. Kalau bisa, hal ini disetorkan juga. Akan tetapi, kecuali di pondok tahfidz, mungkin agak jarang yang mau nerima setoran 5 juz.
Metode-metode di atas tidak mutlak
sifatnya. Namun, secara pengalaman metode-metode di atas cukup membantu
dalam proses menghafal al-Quran.
Selanjutnya, mungkin ada beberapa tips tambahan di bawah ini yang bisa dijadikan masukan buat temen-temen:
1. Akan lebih cepat dan mudah bila kita menghafal sambil mengetahui artinya. Bisa lewat terjemah al-Quran, atau bahkan dengan tafsirnya sekalian, .
2. Setelah tahu artinya, perlu diketahui bahwa al-Quran itu berbentuk setengah prosa (cerita) dan setengah puisi (berima). Dengan prosanya, akan membuat kita lebih mudah untuk mengaitkan antara satu ayat dengan ayat lainnya lewat siyaq atau jalan cerita atau tema khusus.
3. Mengatur waktu dalam satu hari sebaik mungkin. Minimal ada dua hal penting yang perlu diperhatikan, yang pertama murojaah, yang kedua bikin hafalan baru.
1. Akan lebih cepat dan mudah bila kita menghafal sambil mengetahui artinya. Bisa lewat terjemah al-Quran, atau bahkan dengan tafsirnya sekalian, .
2. Setelah tahu artinya, perlu diketahui bahwa al-Quran itu berbentuk setengah prosa (cerita) dan setengah puisi (berima). Dengan prosanya, akan membuat kita lebih mudah untuk mengaitkan antara satu ayat dengan ayat lainnya lewat siyaq atau jalan cerita atau tema khusus.
3. Mengatur waktu dalam satu hari sebaik mungkin. Minimal ada dua hal penting yang perlu diperhatikan, yang pertama murojaah, yang kedua bikin hafalan baru.
Dan semoga kita dijadikan sebagai Ahlul Quran. Amiin.
TIPS LAINNYA :
“Aku mau tau dong, hafalan Al-Qur’an mu udah sampai surah yang keberapa ? Ya… mana tau jawabanmu bisa jadi inspirasi orang lain”
Ternyata temenku ini ga mau jawab. “Ayoo jawab… *ngancem ni ceritanya.. hehe”. Sampe di ancem begini juga tetep we ga mau jawab. Katanya, “privacy“. Ya deh, gak maksa. Tapi pas ditanyain ke yang lain alhamdulillaah ada yang jawab. Dan, jawabannya luar biasa.
Sampai aku langsung grusak-grusuk nyari tisyu. Ihks. Bikin terharu banget. Dia bilang, “Alhamdulillah dah slesai 30 juz”. Subhanallaah tabarakallaah. Umurnya 20 tahun (tahun 2011 ini). Entah dari umur berapa dia hafal Al-Qur’an.
Belajarlah melihat orang lain sebagai INSPIRASI, bukan PEMBANDING.
Iri banget, pingin juga bisa hafal Al-Qur’an. Diceritakan juga sama mba Thiffal Izzah Ramadhani, bahwa adiknya sudah hafal Al-Qur’an dari kecil. Yang -atas kemudahan dan kemurahan Allaahu Ta’ala- berperan besar mengantarkannya untuk masuk ke dalam agama Islam, agama yang paling mulia ini. Subhanallaah. Adiknya yang bernama Syafa itu hafal Al-Qur’an kurang lebih sejak umur 6 TAHUN.
Dan akhirnya mulai mengetahui bahwa anak usia 6 tahun hafal alquran itu bukan hanya ada dijaman Imam Syafi’i.
Dan mulai tahu juga bahwa salah satu (bukan satu-satunya) standar seorang penuntut ilmu adalah dilihat dari seberapa jauh interaksinya dengan Al-Qur’an.
Kata Mba Thiffal, “Dulu, waktu tiap mau tidur dibacakan Ayat-ayat Al-Qur’an, kalo udah tidur mereka berhenti bacanya, soalnya waktu kecil dulu Syafa & Syifa rewel kalau masalah tidur… baru diem nangisnya kalau dibacakan ama abi… Allahu a’lam.”
Istimewa banget ya, seseorang yang bisa memperoleh kekuatan, kemapanan, dan kemudahan dalam hafalan, terutama hafalan Al-Qur’an. Apalagi di usia muda belia. Lebih-lebih lagi kalau masih kecil imut kumut kumut. Masyaa Allaah itu kebahagiaan yang sangat sangat sangat membahagiakan. Ya ga? Iya dong. Trus bagaimana sih cara dahsyat menghafal Qur’an? Biar kuat hafalannya, awet, tahan lama, dan gak gampang lupa. Yakin bisa ga nih ? Hehe. Bisalah insyaa Allaah. Bismillaah. Bi-idznillaah.
Nih, caranya :
3 ayat pertama diulang-ulang 20x, 3 ayat kedua diulang-ulang 20x.
Udah selesai, trus 6 ayat tersebut digabung dan diulang sebanyak 20x.
Terus aja gitu untuk surah-surah yang selanjutnya. Ni, ada gambarnya
biar lebih dipahami.
Nah, masih ada kelanjutannya nie. Penting banget ni untuk diperhatikan.
Aus bin Huzaifah rahimahullah; aku bertanya kepada para sahabat Rasulullah bagiamana cara mereka membagi al qur an untuk dijadikan wirid harian? Mereka menjawab: “kami kelompokan menjadi 3 surat, 5 surat, 7 surat, 9 surat, 11 surat, dan wirid mufashal dari surat qaaf hingga khatam ( al Qur an)”. (HR. Ahmad).
Jadi mereka membagi wiridnya sebagai berikut:
Dari Al-Atsariyyah.com
TIPS LAINNYA :
Menemukan Inpirasi : Cara Dahsyat Menghafal Qur’an (Coba Deh)
Sebenernya, semua ini bermula dari sebuah pertanyaan yang pengeeeeen banget ditanyain dari beberapa hari yang lalu. Dan hari ini akhirnya berhasil ditanyakan.“Aku mau tau dong, hafalan Al-Qur’an mu udah sampai surah yang keberapa ? Ya… mana tau jawabanmu bisa jadi inspirasi orang lain”
Ternyata temenku ini ga mau jawab. “Ayoo jawab… *ngancem ni ceritanya.. hehe”. Sampe di ancem begini juga tetep we ga mau jawab. Katanya, “privacy“. Ya deh, gak maksa. Tapi pas ditanyain ke yang lain alhamdulillaah ada yang jawab. Dan, jawabannya luar biasa.
Sampai aku langsung grusak-grusuk nyari tisyu. Ihks. Bikin terharu banget. Dia bilang, “Alhamdulillah dah slesai 30 juz”. Subhanallaah tabarakallaah. Umurnya 20 tahun (tahun 2011 ini). Entah dari umur berapa dia hafal Al-Qur’an.
Belajarlah melihat orang lain sebagai INSPIRASI, bukan PEMBANDING.
Iri banget, pingin juga bisa hafal Al-Qur’an. Diceritakan juga sama mba Thiffal Izzah Ramadhani, bahwa adiknya sudah hafal Al-Qur’an dari kecil. Yang -atas kemudahan dan kemurahan Allaahu Ta’ala- berperan besar mengantarkannya untuk masuk ke dalam agama Islam, agama yang paling mulia ini. Subhanallaah. Adiknya yang bernama Syafa itu hafal Al-Qur’an kurang lebih sejak umur 6 TAHUN.
Dan akhirnya mulai mengetahui bahwa anak usia 6 tahun hafal alquran itu bukan hanya ada dijaman Imam Syafi’i.
Dan mulai tahu juga bahwa salah satu (bukan satu-satunya) standar seorang penuntut ilmu adalah dilihat dari seberapa jauh interaksinya dengan Al-Qur’an.
Kata Mba Thiffal, “Dulu, waktu tiap mau tidur dibacakan Ayat-ayat Al-Qur’an, kalo udah tidur mereka berhenti bacanya, soalnya waktu kecil dulu Syafa & Syifa rewel kalau masalah tidur… baru diem nangisnya kalau dibacakan ama abi… Allahu a’lam.”
Istimewa banget ya, seseorang yang bisa memperoleh kekuatan, kemapanan, dan kemudahan dalam hafalan, terutama hafalan Al-Qur’an. Apalagi di usia muda belia. Lebih-lebih lagi kalau masih kecil imut kumut kumut. Masyaa Allaah itu kebahagiaan yang sangat sangat sangat membahagiakan. Ya ga? Iya dong. Trus bagaimana sih cara dahsyat menghafal Qur’an? Biar kuat hafalannya, awet, tahan lama, dan gak gampang lupa. Yakin bisa ga nih ? Hehe. Bisalah insyaa Allaah. Bismillaah. Bi-idznillaah.
Nih, caranya :
Misalnya kamu menghafalkan sebuah surah dalam Al-Qur’an yang terdiri
dari 6 ayat. Bagi saja surah tersebut menjadi dua bagian, masing-masing 3
ayat.
3 ayat pertama diulang-ulang 20x, 3 ayat kedua diulang-ulang 20x.
Udah selesai, trus 6 ayat tersebut digabung dan diulang sebanyak 20x.
Terus aja gitu untuk surah-surah yang selanjutnya. Ni, ada gambarnya
biar lebih dipahami.Nah, masih ada kelanjutannya nie. Penting banget ni untuk diperhatikan.
BAGAIMANA CARA MENAMBAH HAFALAN PADA HARI BERIKUTNYA?
Jika anda ingin menambah hafalan baru pada hari berikutnya, maka sebelum menambah dengan hafalan baru, maka anda harus membaca hafalan lama dari ayat pertama hingga terakhir sebanyak 20 kali juga hal ini supaya hafalan tersebut kokoh dan kuat dalam ingatan anda, kemudian anda memulai hafalan baru dengan cara yang sama seperti yang anda lakukan ketika menghafal ayat-ayat sebelumnya.BAGAIMANA CARA MENGULANG AL-QURAN (30 JUZ) SETELAH MENYELESAIKAN MURAJAAH DIATAS?
Mulailah mengulang al-qur an secara keseluruhan dengan cara setiap harinya mengulang 2 juz, dengan mengulangnya 3 kali dalam sehari, dengan demikian maka anda akan bisa mengkhatamkan Al-Quran setiap dua minggu sekali. Dengan cara ini maka dalam jangka satu tahun insya Allah anda telah mutqin (kokoh) dalam menghafal al qur an, dan lakukanlah cara ini selama satu tahun.APA YANG DILAKUKAN SETELAH MENGHAFAL AL QUR AN SELAMA SATU TAHUN?
Setelah menguasai hafalan dan mengulangnya dengan itqan (mantap) selama satu tahun, jadikanlah Al-Quran sebagai wirid harian anda hingga akhir hayat, karena itulah yang dilakukan oleh Nabi semasa hidupnya, beliau membagi al qur an menjadi tujuh bagian dan setiap harinya beliau mengulang setiap bagian tersebut, sehingga beliau mengkhatamkan al-quran setiap 7 hari sekali.Aus bin Huzaifah rahimahullah; aku bertanya kepada para sahabat Rasulullah bagiamana cara mereka membagi al qur an untuk dijadikan wirid harian? Mereka menjawab: “kami kelompokan menjadi 3 surat, 5 surat, 7 surat, 9 surat, 11 surat, dan wirid mufashal dari surat qaaf hingga khatam ( al Qur an)”. (HR. Ahmad).
Jadi mereka membagi wiridnya sebagai berikut:
- Hari pertama: membaca surat “Al-Fatihah” hingga akhir surat “An-Nisa’”,
- Hari kedua: dari surat “Al-Maidah” hingga akhir surat “At-Taubah”,
- Hari ketiga: dari surat “Yunus” hingga akhir surat “An-Nahl”,
- Hari keempat: dari surat “Al-Isra’” hingga akhir surat “Al-Furqon”,
- Hari kelima: dari surat “Asy Syu’ara” hingga akhir surat “Yasin”,
- Hari keenam: dari surat “Ash-Saffatt” hingga akhir surat “Al-Hujurat”,
- Hari ketujuh: dari surat “Qaaff” hingga akhir surat “An-Naas”.
- huruf “fa” symbol dari surat “Al-Fatihah”, sebagai awal wirid beliau hari pertama,
- huruf “mim” symbol dari surat “Al-Maidah”, sebagai awal wirid beliau hari kedua,
- huruf “ya” symbol dari surat “Yunus”, sebagai wirid beliau hari ketiga,
- huruf “ba” symbol dari surat “Bani Israil (nama lain dari surat al isra)”, sebagai wirid beliau harikeempat,
- huruf “syin” symbol dari surat “Asy Syu’ara”, sebagai awal wirid beliau hari kelima,
- huruf “wau” symbol dari surat “Wa Shaffat”, sebagai awal wirid beliau hari keenam,
- huruf “qaaf” symbol dari surat “Qaaf”, sebagai awal wirid beliau hari ketujuh hingga akhir surat “An-Naas”.
BAGAIMANA CARA MEMBEDAKAN ANTARA BACAAN YANG MUTASYABIH (MIRIP) DALAM AL-QUR AN?
Cara terbaik untuk membedakan antara bacaan yang hampir sama (mutasyabih) adalah dengan cara membuka mushaf lalu bandingkan antara kedua ayat tersebut dan cermatilah perbedaan antara keduanya, kemudian buatlah tanda yang bisa untuk membedakan antara keduanya, dan ketika anda melakukan murajaah hafalan perhatikan perbedaan tersebut dan ulangilah secara terus menerus sehingga anda bisa mengingatnya dengan baik dan hafalan anda menjadi kuat (mutqin).Dari Al-Atsariyyah.com
Alhamdulillah.. Trimakasih tuk saudaraku ini..smoga mnjd amal jariah lg diridhoi Allah SWT
ReplyDelete