Malaikat
“Bukanlah
menghadapkan wajahmu ke arah Timur dan Barat itu suatu kebaikan, akan tetapi
sesungguhnya kebaikan itu ialah beriman kepada Allah, Hari Kemudian,
malaikat-malaikat, nabi-nabi.”
“Barangsiapa
kafir kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya, rasul-rasulNya, dan
Hari Kemudian, maka orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.”
(QS.
An Nisaa : 136)
Beriman kepada malaikat Allah SWT merupakan salah satu akidah yang terkandung di dalam rukun iman yang ke-2 di dalam ajaran Islam, yaitu mengetahui dan percaya akan keberadaan, kekuasaan, dan kebesaran Allah SWT di alam semesta. Keimanan tidak dapat sempurna tanpa diiringi keimanan kepada malaikat.
Malaikat merupakan bagian dari alam ghaib, dimana Allah memberikan pujian kepada orang-orang yang mengimaninya, karena hal itu merupakan satu bentuk pembenaran terhadap berita yang datang dari Allah SWT, sekaligus pembenaran terhadap berita yang datang dari RasulNya.
Berbagai nash dari Al Qur'an dan As Sunah telah membentangkan masalah ini dan juga telah menjelaskan berbagai sisinya. Siapa saja yang mau menelaah nash-nash mengenai masalah ini, niscaya keimanannya kepada malaikat menjadi jelas, bukan sekedar pikiran yang mengambang.
Kebenaran-kebenaran yang terkandung di dalam nash-nash inilah yang menjadikan keimanan kepada Allah SWT, Yang menguasai alam ini dan Yang telah menyiapkan para tentaraNya yang terdiri dari para malaikat untuk melakukan berbagai jenis pekerjaan yang dibebankan olehNya di alam semesta ini semakin mendalam.
Beriman kepada malaikat Allah SWT merupakan salah satu akidah yang terkandung di dalam rukun iman yang ke-2 di dalam ajaran Islam, yaitu mengetahui dan percaya akan keberadaan, kekuasaan, dan kebesaran Allah SWT di alam semesta. Keimanan tidak dapat sempurna tanpa diiringi keimanan kepada malaikat.
Malaikat merupakan bagian dari alam ghaib, dimana Allah memberikan pujian kepada orang-orang yang mengimaninya, karena hal itu merupakan satu bentuk pembenaran terhadap berita yang datang dari Allah SWT, sekaligus pembenaran terhadap berita yang datang dari RasulNya.
Berbagai nash dari Al Qur'an dan As Sunah telah membentangkan masalah ini dan juga telah menjelaskan berbagai sisinya. Siapa saja yang mau menelaah nash-nash mengenai masalah ini, niscaya keimanannya kepada malaikat menjadi jelas, bukan sekedar pikiran yang mengambang.
Kebenaran-kebenaran yang terkandung di dalam nash-nash inilah yang menjadikan keimanan kepada Allah SWT, Yang menguasai alam ini dan Yang telah menyiapkan para tentaraNya yang terdiri dari para malaikat untuk melakukan berbagai jenis pekerjaan yang dibebankan olehNya di alam semesta ini semakin mendalam.
“Hendaklah
kamu beriman kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya,
rasul-rasulNya, Hari Akhir, dan beriman kepada takdir baik dan buruk-Nya.” (HR.
Muslim)
Materi Penciptaan
Malaikat diciptakan oleh Allah terbuat dari cahaya (Nur), berdasarkan salah satu hadits yang diriwayatkan oleh Aisyah binti Abu Bakar r.a. dari ayahnya sendiri, disebutkan bahwa Rasullah SAW bersabda :
“Malaikat
telah diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari nyala api, sedangkan Adam
diciptakan dari apa yang telah digambarkan pada kalian.” (HR.
Muslim)
Rasullah SAW tidak menjelaskan jenis cahaya yang digunakan untuk menciptakan malaikat. Hal itu termasuk persoalan ghaib, dan tidak ada hadits lain yang memberikan penjelasan yang lebih banyak lagi dari hadits ini.
Berkenaan dengan riwayat dari Ikramah bahwa ia mengatakan,“Malaikat itu diciptakan dari cahaya kemuliaan, sedangkan Iblis diciptakan dari api kemuliaan”, dan juga riwayat dari Abdullah bin Amr bahwa ia berkata,“Allah menciptakan malaikat dari cahaya (yang keluar dari) dua hasta dan dada” maka keduanya tidak bisa dijadikan pegangan, bisa jadi mereka mengambil dari israiliat (cerita-cerita yang bersumber dari Bani Israil).
Walaupun manusia tidak dapat melihat malaikat, tetapi jika Allah berkehendak, maka malaikat dapat dilihat oleh manusia, biasanya terjadi pada para Nabi dan Rasul. Malaikat selalu menampakan diri dalam wujud laki-laki kepada para Nabi dan Rasul, seperti terjadi kepada Nabi Ibrahim As dan Rasullah Muhammad SAW.
Waktu Penciptaan
Allah SWT tidak memberitahukan tentang kapan waktu penciptaan malaikat. Namun, dapat diketahui bahwa malaikat diciptakan lebih dahulu dari Nabi Adam As. Allah SWT mengumumkan kepada para malaikat bahwa Ia akan menjadikan seorang khalifah di muka bumi ini. Allah SWT, berfirman :
“Dan
(ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat,"Sesungguhnya Aku
hendak menjadikan seorang khalifah dimuka bumi.”
(QS.
Al Baqarah : 30)
Yang dimaksud dengan khafilah dalam hal ini, ialah Adam As. Dan Allah menyuruh mereka bersujud ketika Adam telah diciptakan. Allah SWT, berfirman :
Yang dimaksud dengan khafilah dalam hal ini, ialah Adam As. Dan Allah menyuruh mereka bersujud ketika Adam telah diciptakan. Allah SWT, berfirman :
“Maka
apabila Aku telah menyempurnakannya, dan telah meniupkan ke dalamnya ruh
(ciptaan) Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud (menghormat).”
(QS.
Al Hijr : 29)
Wujud Malaikat
Wujud malaikat mustahil dapat dilihat dengan mata telanjang, karena mata manusia tercipta dari unsur dasar tanah liat kering dari lumpur hitam yang diberi bentuk, dan tidak akan mampu melihat wujud dari para malaikat yang asalnya terdiri dari cahaya, kecuali jika Allah berkehendak, maka malaikat dapat dilihat oleh manusia.
Seperti terjadi kepada Nabi Ibrahim As, dan Rasullah Muhammad SAW yang mampu melihat wujud asli malaikat Jibril sebanyak 2 kali, yaitu pada saat menerima wahyu dan Isra dan Mi'raj. Dalam Sunan Tarmidzi disebutkan hadits dengan isnad sahih bahwa Rasullah SAW, berkata :
Wujud Malaikat
Wujud malaikat mustahil dapat dilihat dengan mata telanjang, karena mata manusia tercipta dari unsur dasar tanah liat kering dari lumpur hitam yang diberi bentuk, dan tidak akan mampu melihat wujud dari para malaikat yang asalnya terdiri dari cahaya, kecuali jika Allah berkehendak, maka malaikat dapat dilihat oleh manusia.
Seperti terjadi kepada Nabi Ibrahim As, dan Rasullah Muhammad SAW yang mampu melihat wujud asli malaikat Jibril sebanyak 2 kali, yaitu pada saat menerima wahyu dan Isra dan Mi'raj. Dalam Sunan Tarmidzi disebutkan hadits dengan isnad sahih bahwa Rasullah SAW, berkata :
“Aku
melihatnya turun dari langit dan besarnya penciptaan Jibril menutupi ruang
antara langit dan bumi.”
Imam Muslim dalam Sahihnya, demikian juga Tirmidzi dalam Sunannya, meriwayatkan hadits dari Jabir r.a, bahwa Rasullah SAW, bersabda :
“Diperlihatkanlah
kepadaku pada Nabi, Ternyata Nabi Musa itu seperti orang pada umumnya, namun
cukup garang. Aku juga melihat Isa putra Maryam, orang yang pernah aku lihat
paling mirip dengannya adalah Urwah bin Mas'ud. Aku juga melihat Ibrahim, dan
orang yang paling mirip dengannya adalah aku sendiri. Aku melihat Jibril, dan
orang yang aku lihat paling mirip dengannya adalah Dihyah.”
Malaikat Memiliki Sayap
Malaikat memliiki sayap-sayap, sebagaimana yang telah tertuang di dalam firman Allah SWT, berikut :
“Segala
puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, Yang menjadikan malaikat sebagai
utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap,
masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada
ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala
sesuatu.”
(QS.
Faathir : 1).
Maksud dari firman tersebut, adalah bahwa Allah menjadikan mereka memiliki sayap, ada yang bersayap dua, tiga, empat, bahkan ada yang lebih banyak lagi, seperti hadits Rasullah SAW, Imam Ahmad dalam Musnadnya meriwayatkan dari Abdullah bin Mas`ud r.a, bahwa ia berkata:
“Rasullah SAW pernah melihat Jibril dalam bentuknya (yang sesungguhnya). Ia mempunyai 600 sayap, masing-masing sayap menutup cakrawala. Dari setiap sayapnya keluar berwarna-warni mutiara dan yaqut (batu mulia).”
Kemudian dalam beberapa hadits dikatakan, bahwa Jibril memiliki 600 sayap, Israfil memiliki 1200 sayap, dimana satu sayapnya menyamai 600 sayap Jibril, dan yang terakhir dikatakan bahwa Hamalat al-'Arsy memiliki 2400 sayap, dimana satu sayapnya menyamai 1200 sayap Israfil.
Ketampanan Malaikat
Allah SWT menciptakan mereka dalam paras yang tampan lagi mulia. Allah SWT berfirman mengenai Jibril :
Maksud dari firman tersebut, adalah bahwa Allah menjadikan mereka memiliki sayap, ada yang bersayap dua, tiga, empat, bahkan ada yang lebih banyak lagi, seperti hadits Rasullah SAW, Imam Ahmad dalam Musnadnya meriwayatkan dari Abdullah bin Mas`ud r.a, bahwa ia berkata:
“Rasullah SAW pernah melihat Jibril dalam bentuknya (yang sesungguhnya). Ia mempunyai 600 sayap, masing-masing sayap menutup cakrawala. Dari setiap sayapnya keluar berwarna-warni mutiara dan yaqut (batu mulia).”
Kemudian dalam beberapa hadits dikatakan, bahwa Jibril memiliki 600 sayap, Israfil memiliki 1200 sayap, dimana satu sayapnya menyamai 600 sayap Jibril, dan yang terakhir dikatakan bahwa Hamalat al-'Arsy memiliki 2400 sayap, dimana satu sayapnya menyamai 1200 sayap Israfil.
Ketampanan Malaikat
Allah SWT menciptakan mereka dalam paras yang tampan lagi mulia. Allah SWT berfirman mengenai Jibril :
“...yang
mengajarinya (Jibril) yang sangat kuat, yang mempunyai mirah, lalu dia menjelma
dengan sempurna.”
(QS.
An-Najm : 5-6)
Ibnu Abbas mengatakan, bahwa yang dimaksud dengan dzu mirah (mempunyai mirah) adalah mempunyai wajah yang tampan. Sedangkan Qatadah mengatakan,“Berperawakan tinggi dan tampan.” Ada juga pendapat yang mengatakan bahwa dzu mirah adalah mempunyai kekuatan (hebat). Kedua pendapat tersebut tidak penting, karena Jibril disamping kuat, dia juga tampan.
Ibnu Abbas mengatakan, bahwa yang dimaksud dengan dzu mirah (mempunyai mirah) adalah mempunyai wajah yang tampan. Sedangkan Qatadah mengatakan,“Berperawakan tinggi dan tampan.” Ada juga pendapat yang mengatakan bahwa dzu mirah adalah mempunyai kekuatan (hebat). Kedua pendapat tersebut tidak penting, karena Jibril disamping kuat, dia juga tampan.
“...Dan
ceritakanlah (kisah) Maryam di dalam Al Qur'an, yaitu ketika ia menjauhkan diri
dari keluarganya ke suatu tempat di sebelah timur, Maka ia mengadakan tabir
(yang melindunginya) dari mereka; lalu kami mengutus roh Kami (Jibril)
kepadanya, maka ia menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang
sempurna.”
(QS.
Maryam : 16-17)
Penciptaan dan Kedudukan Malaikat
Para malaikat tidaklah sama, baik itu penciptaannya maupun kedudukannya. Ada yang bersayap dua, tiga, empat, dan Jibril sendiri memiliki 600 sayap. Di hadapan Allah, mereka pun memiliki kedudukan yang berbeda-beda.
Penciptaan dan Kedudukan Malaikat
Para malaikat tidaklah sama, baik itu penciptaannya maupun kedudukannya. Ada yang bersayap dua, tiga, empat, dan Jibril sendiri memiliki 600 sayap. Di hadapan Allah, mereka pun memiliki kedudukan yang berbeda-beda.
“Tidak
seorang pun diantara kami (malaikat), melainkan baginya kedudukan yang tertentu.”
(QS.
Ash-Shaaffat : 164)
Berkenaan dengan Jibril, Allah berfirman :
Berkenaan dengan Jibril, Allah berfirman :
“Sesungguhnya
(Al Qur'an) itu adalah firman Allah (yang dibawa) utusan yang mulia, yang
mempunyai kekuatan di sisi yang mempunyai 'Arasy yang tinggi derajat.”
(QS.
At-Takwiir : 19-20)
Maksudnya, bahwa Jibril dalam hal ini memiliki kedudukan yang tinggi dan mulia di sisi Allah SWT.
Para malaikat yang paling utama adalah yang hadir dalam perang Badar. Dalam Sahih Bukhari disebutkan riwayat dari Rafa'ah bin Rafi', bahwa Jibril datang menemui Rasullah SAW, dan bertanya :
“Apa pandanganmu terhadap orang-orang yang turut serta dalam perang Badar?" Beliau menjawab,'Orang-orang terbaik dari kami'. Jibril kemudian berkata : 'Demikian pula menurutku, para malaikat yang ikut hadir dalam perang Badar adalah para malaikat pilihan.'”
Malaikat Bukan Laki-Laki Bukan Pula Perempuan
Diantara kesesatan manusia adalah menimbang hal yang ghaib dengan pertimbangan keduniaan mereka. Kaum musyrikin Arab beranggapan bahwa malaikat adalah wanita. Kemudian dicampur dengan khufarat yang lebih besar lagi, bahwa mereka menganggap malaikat ialah anak-anak perempuan Allah.
Yang lebih hebatnya lagi, mereka menisbatkan anak-anak perempuan kepada Allah, sementara mereka sendiri tidak suka kepada anak-anak perempuan.
Maksudnya, bahwa Jibril dalam hal ini memiliki kedudukan yang tinggi dan mulia di sisi Allah SWT.
Para malaikat yang paling utama adalah yang hadir dalam perang Badar. Dalam Sahih Bukhari disebutkan riwayat dari Rafa'ah bin Rafi', bahwa Jibril datang menemui Rasullah SAW, dan bertanya :
“Apa pandanganmu terhadap orang-orang yang turut serta dalam perang Badar?" Beliau menjawab,'Orang-orang terbaik dari kami'. Jibril kemudian berkata : 'Demikian pula menurutku, para malaikat yang ikut hadir dalam perang Badar adalah para malaikat pilihan.'”
Malaikat Bukan Laki-Laki Bukan Pula Perempuan
Diantara kesesatan manusia adalah menimbang hal yang ghaib dengan pertimbangan keduniaan mereka. Kaum musyrikin Arab beranggapan bahwa malaikat adalah wanita. Kemudian dicampur dengan khufarat yang lebih besar lagi, bahwa mereka menganggap malaikat ialah anak-anak perempuan Allah.
Yang lebih hebatnya lagi, mereka menisbatkan anak-anak perempuan kepada Allah, sementara mereka sendiri tidak suka kepada anak-anak perempuan.
“Maka
tanyakanlah (hai Muhammad) kepada mereka, 'Apakah (patut) bagi Tuhan engkau
anak-anak perempuan sedang untuk mereka anak laki-laki. Atau apakah Kami
menciptakan malaikat berupa perempuan dan mereka menyaksikan?' Ketahuilah
sesungguhnya mereka dari kedustaannya mengatakan, 'Allah mempunyai anak.' Dan
sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang berdusta. Apakah dia memilih
anak-anak peempuan daripada anak laki-laki? Mengapa kamu? Bagaimana kamu
memutuskan itu? Tidakkah kamu mendapatkan peringatan? Atau adakah bagimu bukti
yang nyata?'”
(QS.
Ash-Shaaffat : 149-156)
Allah SWT, menjadikan perkataan mereka ini sebagai saksi, dimana Allah akan memintai pertanggungjawaban mereka. Di antara dosa besar adalah mengatakan Allah tanpa dasar pengetahuan.
Allah SWT, menjadikan perkataan mereka ini sebagai saksi, dimana Allah akan memintai pertanggungjawaban mereka. Di antara dosa besar adalah mengatakan Allah tanpa dasar pengetahuan.
“Dan
mereka menjadikan mereka (menganggap) malaikat-malaikat itu perempuan, yang
mereka (malaikat) adalah hamba-hamba Allah Yang Maha Pengasih. Apakah mereka
menyaksikan penciptaan malaikat-malaikat itu? Kesaksian mereka akan ditulis dan
mereka akan ditanya.”
(QS.
Az Zukhruf : 19)
Malaikat Tidak Makan Dan Tidak Pula Minum
Malaikat tidak makan dan minum seperti manusia. Hal ini tertuang di dalam firman Allah yang menceritakan kedatangan malaikat dalam bentuk wujud manusia sebagai tamu Nabi Ibrahim As :
Malaikat Tidak Makan Dan Tidak Pula Minum
Malaikat tidak makan dan minum seperti manusia. Hal ini tertuang di dalam firman Allah yang menceritakan kedatangan malaikat dalam bentuk wujud manusia sebagai tamu Nabi Ibrahim As :
“Sudahkah
datang kepadamu berita tamu Ibrahim yang dimuliakan? Ketika mereka masuk ke
tempatnya, lalu mereka berkata, 'Salam'. Ibrahim berkata, 'Salam'. Mereka kaum
yang belum dikenal. Ibrahim pergi kepada keluarganya, kemudian dia datang
(dengan hidangan) anak sapi gemuk, lalu dihidangkan kepada mereka (sambil)
berkata, 'Kenapa tidak kamu makan?' Maka Ibrahim merasa ketakutan dari mereka
(karena tidak mau makan). Mereka berkata, 'Janganlah takut'. Dan mereka memberi
kabar gembira kepadanya dengan (akan lahirnya) seorang anak laki-laki berilmu
(Ishaq).”
(QS.
Adz-Dzaariyaat : 24-28)
“Maka
tatkala Ibrahim melihat tangan mereka tidak menjamahnya, dia memandang aneh
mereka dan merasa takut kepada mereka. Utusan itu berkata, 'Jangan engkau
takut, sesungguhnya kami adalah (malaikat-malaikat) yang diutus kepada kaum
Luth.'”
(QS.
Huud : 70)
Malaikat Tidak Jenuh Dan Tidak Pula Letih
Para malaikat selalu beribadah kepada Allah, melakukan ketaatan kepadaNya, serta melaksanakan perintah-perintahNya tanpa lelah dan merasa bosan, tidak seperti manusia.
Malaikat Tidak Jenuh Dan Tidak Pula Letih
Para malaikat selalu beribadah kepada Allah, melakukan ketaatan kepadaNya, serta melaksanakan perintah-perintahNya tanpa lelah dan merasa bosan, tidak seperti manusia.
“Mereka
bertasbih siang dan malam tanpa henti.”
(QS.
Al Anbiyaa' : 20)
“Maka
mereka (malaikat) di sisi Tuhanmu bertasbih kepadaNya di waktu malam dan siang
dan mereka tidaklah merasa jemu.”
(QS.
Fush shilat : 38)
Tempat Tinggal Malaikat
Tempat tinggal malaikat ialah di langit. Mereka turun ke bumi atas perintah Allah untuk melaksanakan tugas yang diembankan kepada mereka.
Tempat Tinggal Malaikat
Tempat tinggal malaikat ialah di langit. Mereka turun ke bumi atas perintah Allah untuk melaksanakan tugas yang diembankan kepada mereka.
“Semua
langit hampir pecah dari sebelah atasnya (karena kebesaran Allah), dan
malaikat-malaikat bertasbih memuji Tuhannya.”
(QS.
Asy Syu'araa' : 5)
“Maka
mereka (malaikat) di sisi Tuhanmu bertasbih kepadaNya di waktu malam dan siang
dan mereka tidaklah merasa jemu.”
(QS.
Fush shilat : 38)
“Dan
tiadalah dia (Jibril) turun, melainkan dengan perintah Tuhanmu.”
(QS.
Maryam : 64)
Mereka lebih banyak turun dalam kesempatan-kesempatan khusus, seperti Laitulqadar.
Mereka lebih banyak turun dalam kesempatan-kesempatan khusus, seperti Laitulqadar.
“Laitulqadar
itu lebih baik dari seribu bulan. Malaikat dan Ruh (Jibril) turun padanya
dengan izin Tuhannya membawa segala perintah.”
(QS.
Al Qadr : 3-4)
Jumlah Malaikat
Jumlah malaikat sangat banyak, dan tidak ada yang mengetahui secara pasti kecuali Dzat yang telah menciptakan mereka.
Jumlah Malaikat
Jumlah malaikat sangat banyak, dan tidak ada yang mengetahui secara pasti kecuali Dzat yang telah menciptakan mereka.
“Dan
tiada yang mengetahui tentara Tuhanmu melainkan Dia.”
(QS. Al Muddatstsir : 31)
Dari hadits Rasullah, ada gambaran tentang jumlah malaikat, namun itu pun tidak jumlah seluruh malaikat yang ada.
“Setiap harinya dimasuki oleh 700.000 malaikat. Ketika sudah keluar, mereka tidak akan kembali lagi kesana. Itulah terakhir kali mereka masuk.” (HR. Bukhari Muslim)
Di dalam Sahih Muslim disebutkan ada sebuah hadits riwayat dari Abdullah, Rasullah bersabda :
“Di neraka Jahanam nanti, akan didatangkan 70.000 tali kekang, dan setiap satu tali kekang dibawa oleh 70.000 malaikat.”
Dengan demikian, jumlah malaikat yang akan mengurusi neraka Jahanam pada hari kiamat nanti adalah 4,9 milyar malaikat. Jika kamu ingin merenungkan jumlah malaikat yang begitu banyaknya, terdapat pada nash-nash yang menjelaskan malaikat-malakat yang mengawasi manusia.
Ada yang bertugas mengurus nuthfah (sperma), ada dua malaikat yang bertugas mencatat amal setiap manusia, ada malaikat yang menjaga manusia, dan ada pula malaikat yang memberi petunjuk dan bimbingan kepada manusia.
Sifat-Sifat Malaikat
Sifat-sifat malaikat yang diyakini oleh umat Islam, adalah sebagai berikut :
1. Selalu bertasbih siang dan malam tidak pernah berhenti.
2. Suci dari sifat-sifat manusia dan jin, seperti hawa nafsu, lapar, sakit, makan, tidur, bercanda, berdebat, dan lainnya.
3. Selalu takut dan taat kepada Allah.
4. Tidak pernah maksiat dan selalu mengamalkan apa saja yang diperintahkan-Nya.
5. Mempunyai sifat malu.
6. Bisa terganggu dengan bau tidak sedap, anjing dan patung.
7. Tidak makan dan minum.
8. Mampu merubah wujudnya.
9. Memiliki kekuatan dan kecepatan cahaya.
Demikian ulasan tentang para tentara Allah SWT ini, yaitu malaikat-malaikat yang memiliki tugas-tugas yang harus mereka emban pada semesta alam ini atas perintah Sang Maha Kuasa, Allah Adza Wajaala. Di lain kesempatan, akan kita bahas ulasan ini kembali, dengan judul : "Malaikat" Para Tentara Allah SWT (Bagian I & Bagian II), karena masih banyak yang dapat kita pelajari dari makhluk ciptaan ini.
Semoga bermanfaat.
Wassalam.
(",)v
Sumber : Umar Sulaiman Al-Asyqar (Buku yang berjudul : Malaikat "Mengakrabi Makhluk Gaib Yang Selalu Menyapa Kita"), Wikipedia©, berbagai sumber lainnya
Editor : AdeL`FarouK
Dari hadits Rasullah, ada gambaran tentang jumlah malaikat, namun itu pun tidak jumlah seluruh malaikat yang ada.
“Setiap harinya dimasuki oleh 700.000 malaikat. Ketika sudah keluar, mereka tidak akan kembali lagi kesana. Itulah terakhir kali mereka masuk.” (HR. Bukhari Muslim)
Di dalam Sahih Muslim disebutkan ada sebuah hadits riwayat dari Abdullah, Rasullah bersabda :
“Di neraka Jahanam nanti, akan didatangkan 70.000 tali kekang, dan setiap satu tali kekang dibawa oleh 70.000 malaikat.”
Dengan demikian, jumlah malaikat yang akan mengurusi neraka Jahanam pada hari kiamat nanti adalah 4,9 milyar malaikat. Jika kamu ingin merenungkan jumlah malaikat yang begitu banyaknya, terdapat pada nash-nash yang menjelaskan malaikat-malakat yang mengawasi manusia.
Ada yang bertugas mengurus nuthfah (sperma), ada dua malaikat yang bertugas mencatat amal setiap manusia, ada malaikat yang menjaga manusia, dan ada pula malaikat yang memberi petunjuk dan bimbingan kepada manusia.
Sifat-Sifat Malaikat
Sifat-sifat malaikat yang diyakini oleh umat Islam, adalah sebagai berikut :
1. Selalu bertasbih siang dan malam tidak pernah berhenti.
2. Suci dari sifat-sifat manusia dan jin, seperti hawa nafsu, lapar, sakit, makan, tidur, bercanda, berdebat, dan lainnya.
3. Selalu takut dan taat kepada Allah.
4. Tidak pernah maksiat dan selalu mengamalkan apa saja yang diperintahkan-Nya.
5. Mempunyai sifat malu.
6. Bisa terganggu dengan bau tidak sedap, anjing dan patung.
7. Tidak makan dan minum.
8. Mampu merubah wujudnya.
9. Memiliki kekuatan dan kecepatan cahaya.
Demikian ulasan tentang para tentara Allah SWT ini, yaitu malaikat-malaikat yang memiliki tugas-tugas yang harus mereka emban pada semesta alam ini atas perintah Sang Maha Kuasa, Allah Adza Wajaala. Di lain kesempatan, akan kita bahas ulasan ini kembali, dengan judul : "Malaikat" Para Tentara Allah SWT (Bagian I & Bagian II), karena masih banyak yang dapat kita pelajari dari makhluk ciptaan ini.
Semoga bermanfaat.
Wassalam.
(",)v
Sumber : Umar Sulaiman Al-Asyqar (Buku yang berjudul : Malaikat "Mengakrabi Makhluk Gaib Yang Selalu Menyapa Kita"), Wikipedia©, berbagai sumber lainnya
Editor : AdeL`FarouK
Free Hit Counter
0 comments:
Post a Comment